シアターの女神
潮風の招待状 (Surat Undangan Sang Angin Laut)
kereta yang berjalan di tepi laut
libur musim panas bersama keluarga
saat keluar dari terowongan panjang
topi jerami yang aku pakaipun terbang
tiap buka diari bergambar
pada saat itu aku teringat
paduan suara jangkrik
dan kipas angin yang rusak
surat undangan sang angin laut
telah ku dapat
sampai tiba di rumah nenek
sekarang marilah bepergian
berbaring di lorong samping taman
ayo tidur siang
semangka yang dicuci dengan air sumur
yang dingin memberikan rasa pedesaan
rindu pada senyuman sepupu yang dahulu
yang mengajariku cara menyemai benih
ke festival memakai yukata
dulu kusangat suka gulali
kembang api terbang tinggi
meledak di atas langit
surat undangan sang angin laut
terdengar jelas
dari kejauhan garis awan
genteng genteng tanpa pemilik
ayo duduk di tangga batu lalu
ngobrol dan bercanda
tidur diatas bukit dimana laut terlihat
saat ini pun sepertinya
nenek sedang menunggu aku
kesedihan pun suatu saat
akan menjadi bunga yang indah
surat undangan sang angin laut
telah ku dapat
sampai tiba di rumah nenek
sekarang marilah bepergian
berbaring di lorong samping taman
ayo tidur siang
surat undangan sang angin laut
terdengar jelas
dari kejauhan garis awan
bepergian sendirian saja
pasti dia nanti akan senang
dan bilang datang juga
aku yang telah menjadi dewasa ini
perhatikanlah terus, slalu
libur musim panas bersama keluarga
saat keluar dari terowongan panjang
topi jerami yang aku pakaipun terbang
tiap buka diari bergambar
pada saat itu aku teringat
paduan suara jangkrik
dan kipas angin yang rusak
surat undangan sang angin laut
telah ku dapat
sampai tiba di rumah nenek
sekarang marilah bepergian
berbaring di lorong samping taman
ayo tidur siang
semangka yang dicuci dengan air sumur
yang dingin memberikan rasa pedesaan
rindu pada senyuman sepupu yang dahulu
yang mengajariku cara menyemai benih
ke festival memakai yukata
dulu kusangat suka gulali
kembang api terbang tinggi
meledak di atas langit
surat undangan sang angin laut
terdengar jelas
dari kejauhan garis awan
genteng genteng tanpa pemilik
ayo duduk di tangga batu lalu
ngobrol dan bercanda
tidur diatas bukit dimana laut terlihat
saat ini pun sepertinya
nenek sedang menunggu aku
kesedihan pun suatu saat
akan menjadi bunga yang indah
surat undangan sang angin laut
telah ku dapat
sampai tiba di rumah nenek
sekarang marilah bepergian
berbaring di lorong samping taman
ayo tidur siang
surat undangan sang angin laut
terdengar jelas
dari kejauhan garis awan
bepergian sendirian saja
pasti dia nanti akan senang
dan bilang datang juga
aku yang telah menjadi dewasa ini
perhatikanlah terus, slalu